Klasifikasi
:
Species: A. coeruleus
Deskripsi fisik
Rentang panjang pada ikan hias Acanthurus caeruleus mencapai 39 cm. Ikan dewasa
biasanya lebih dari 10 cm, ikan jantan
lebih besar dari ikan betina. Ikan dewasa bias any memiliki warna biru yang dalam dan terkadang ungu. Ikan dewasa
mampu untuk sementara mengubah warna
antara putih dekat-hitam dan pucat. Pergeseran
warna dapat mencakup seluruh atau sebagian tubuh ikan dan berbeda antara kedua jenis kelamin. Dalam family achanturidae, Acanthurus coeruleus memiliki bentuk lateral dikompresi,
bentuk ikan dengan mata
tinggi, mulut yang subterminal, tulang belakang ekor kuning di pangkal ekor, dan sirip
punggung yang berakhir pada
pangkal ekor. Ikan muda berwarna
kuning cerah. Ikan muda yang
lebih tua berwarna biru atau oranye-coklat dengan garis-garis abu-abu. Tulang
belakang ekor tajam ditemukan dalam alur horizontal
pada gagang bunga dan dapat diperpanjang
selama interaksi agresif.
Acanthurus coeruleus memiliki 9 sirip
dada, 26-28 sirip punggung, 3
sirip dubur, dan 24-26 sirip ekor (Bester, 2005;
Deloach, 1999;
MarineBio.com,
2005).
Habitat
Menurut Kuiter (1992), Perairan pantai tropis merupakan tempat yang baik untuk
pertumbuhan karang, dan karang merupakan tempat hidup bagi sebagian besar ikan
hias air laut, dan ikan – ikan jenis Achanturidae merupakan jenis ikan hias
yang habitatnya di daerah terumbu karang.
Kvalvagnaes
(dalam Djamali, 1998) memperkirakan bahwa perairan Indonesia merupakan daerah
terkaya akan jenis-jenis ikan hias lautnya dibandingkan dengan beberapa Negara
penghasil ikan hias lainnya, dimana Indonesia memiliki lebih kurang 253 jenis
ikan hias air laut.
Diselatan
Jawa Barat (Ujung Genteng, Pamengpeuk dan Pangandaran) telah ditemukan 98 jenis
ikan hias dengan 87 jenis yang termasuk major families, salah satu jenis
diantaranya yaitu suku Achanturoidae. Ikan hias yang memiliki nama Butane Biru
(Achanturus Caeruleus) memiliki rentang
kedalaman 2 sampai 40 meter (6,56
- 131,23 kaki) hidup pada perairan terumbu karang. Mereka juga dapat
ditemukan di dekat karang lunak, puing,
padang lamun, dan tempat alga. Ikan muda
lebih memilih daerah dengan banyak penutup. Pemuliaan individu
berkumpul di datar, daerah berpasir antara terumbu. Mereka berlindung
di lubang dan celah-celah karang. Ikan butane kuning dapat
ditemukan pada kedalaman 2 sampai 40 meter.
Dapat ditemukan di Perairan
terumbu karang yang tersebar dari Afrika hinggaPapua New Guinea (Froese,
et al., 2003).
Acanthurus coeruleus, hidup di daerah terumbu karang dangkal di seluruh barat
Samudera Atlantik, Teluk Meksiko, dan
Laut Karibia.
Daerah penangkapan ikan hias air laut
Achanturus caeruleus berkisar dari New York di utara ke delta Amazon di Brasil. Mereka ditemukan timur ke Bermuda dan Pulau
Ascension tetapi yang paling umum
di Karibia, dan pesisir Florida
dan Bahama
(Bester, 2005;
Froese, et al.,
2003; MarineBio.com,
2005).
Metode Penangkapan
Alat tangkap
yang digunakan oleh para nelayan untuk menangkap ikan Butana Biru (Achanturus caeruleus) biasanya
menggunakan jaring ikan hias yang khusus
dan tanggok. Ada juga yang menggunakan jaring
penghalang (barrier net). Namun ada juga yang menggunakan
bubu (Puslitbang Oseanologi LIPI, 1992).
Adapun cara
pengoperasian jarring penghalang (barrier net) yaitu dengan cara menyambungkan
semua pemberat dengan menggunakan benang nylon, dengan jarak masing-masing
pemberat antara 30 – 45 cm. Lakukan hal yang sama dengan pelampung, tetapi
jarak antar pelampung 30 – 60 cm. Bentangkan jaring dengan mengikat setiap
ujung jaring pada tongkat kayu. Letakkan jaring sedikit di atas tanah. Ini akan
membuat perkerjaan lebih mudah. Jahit pemberat dan pelampung, masing-masing
pada tiap sisi panjang jarring, kemudian jaring siap digunakan untuk
dioperasikan dengan cara jaring dihadadangkan agar ikan terjerat dalam jaring
tersebut, kemudian ikan – ikan yang terjerat dalam jarring tersebut diserok
menggunakan serokan lalu dimasukan kedalam wadah yang telah disediakan (Puslitbang Oseanologi LIPI, 1992).
Biologi
Pada umumnya ikan
hias air laut family Achanturidae merupakan jenis ikan pemakan alga,
zoobenthos, bentik alga, dan fitoplankton. Pada spesies ikan hias Achanturus caeruleus jantan ukurannya
lebih besar daripada ikan betina Tulang
ekor pada ikan dewasa sangat tajam.Sirip-sirip ini dapat
memotong sangat dalam ke dalam
kulit manusia dan dapat pula menghasilkan infeksi, terutama ditandai
dengan pembengkakan dan perubahan warna.
Sakit dari infeksi tersebut dapat berlangsung selama jangka waktu yang
lama, kadang-kadang berjam-jam. Beberapa spesies dari genus Acanthurus
bahkan berpikir untuk memiliki kelenjar racun di
duri ekor mereka
(Wikipedia, 2010).
Daftar
Pustaka
Bester, K. 2005.
"Ichthyology at the Florida Museum of Natural History" (On- line).Accessed
September 13,2005 at http://www.flmnh.ufl.edu/fish/Gallery/Descript/BlueTang/BlueTang.html
Djamali,
A. dan H. Mubarak. 1998. Sumberdaya perairan Ikan Karang in Potensi dan
Penyebaran SDI Laut di Perairan Indonesia. Komisi Nasional Pengkajian Stok SDI
Laut.LIPI,Jakarta
Froese, R., D.
Pauly, D. Woodland. 2003. "Fish Base" (On-line). Accessed September
12, 2005 at http://www.fishbase.org/Summary/SpeciesSummary.php?id=944.
Kvalvagnes,
K.1980.ornamental fish trade in Indonesia.Field Report UNDP/FAO National Park Development
Project INS/78/061: 31
MarineBio.com,
2005. "Acanthurus coeruleus" (On-line). Marine Biology. Accessed
September 12, 2005 at http://www.marinebio.com/species.asp?id=277.
PUSLITBANG
OEANOLOGI LIPI, 1992. Laporan Penyusunan Sumberdaya Ikan Hias di Kepulauan
Seribu. Dinas Perikanan DKI Bekerjasama
dengan Puslitbang Oseanologi LIPI : 64 hal
Wikipedia.org.2010.achanturus
caeruleus.fishbase
|
|
Selasa, 08 September 2015
Ikan Hias Air Laut
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar