Definisi Perikanan
Perikanan adalah semua
kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan
dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan (SNI 2008). Undang-undang
No. 45 Tahun 2009 tentang perikanan mendeskripsikan bahwa perikanan adalah
semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya
ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai
dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan
Deskripsi Alat Tangkap Jaring Gillnet
Gillnet
ialah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang
sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan
panjangnya. Dengan kata lain, jumlah mesh
depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring (Ayodhyoa 1981 diacu dalam Sudirman dan Mallawa
2004).
Martasuganda (2004) diacu dalam Ghandi (2010) mendeskripsikan gillnet merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan dari bahan
jaring monofilamen atau multifilamen yang dibentuk menjadi empat
persegi panjang, kemudian pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa
pelampung (floats) dan pada bagian
bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers) sehingga dengan adanya gaya yang berlawanan memungkinkan
jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak
menghadang biota perairan.
Gillnet
atau sering disebut juga dengan jaring insang adalah jaring yang berbentuk
empat persegi panjang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan
tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah untuk menghadang ikan sehingga ikan
tertangkap dengan cara terjerat dan atau terpuntal dioperasikan di permukaan,
pertengahan dan dasar secara menetap, hanyut dan melingkar dengan tujuan
menangkap ikan pelagis dan demersal (SNI 2008).
Jenis-jenis jaring insang berdasarkan cara
pengoperasiannya terdiri dari jaring insang tetap, jaring insang hanyut, jaring
insang lingkar, jaring insang berpancang, jaring insang tiga lapis dan jaring
kombinasi (SNI 2008b).
1.
Jaring insang tetap (set gill net) yaitu jaring insang yang dilengkapi jangkar, di
operasikan secara menetap di suatu perairan.
2.
Jaring insang hanyut (drift gill net) merupakan jaring insang
yang memiliki daya apung lebih besar dari daya tenggelamnya yang dioperasikan
dengan cara dihanyutkan di suatu perairan.
3.
Jaring insang lingkar (encircling gill net) cara
pengoperasiannya melingkari gerombolan ikan dengan atau tanpa bantuan kejutan.
4.
Jaring insang berpancang (stationary gill net) adalah jaring
insang yang pengoperasiannya diikatkan pada pancang-pancang yang di tanam di
dasar perairan.
5.
Jaring insang tiga lapis (trammel net) yaitu jaring insang yang
terdiri dari satu lapis jaring sebelah dalam bermata jaring lebih kecil dan dua
lapis jaring luar bermata jaring lebih besar.
6.
Jaring insang kombinasi (combine gill net) yaitu jaring insang
yang terdiri dari kombinasi bahan, ukuran mata jaring dan jumlah lapis jaring.
Deskripsi Alat Tangkap Jaring
Rampus
Jaring rampus adalah jaring insang (gillnet) yang dioperasikan di dasar
perairan (Ayodhyoa 1981 diacu dalam
Abidin 2000). Jaring rampus yang dioperasikan di dasar perairan dalam
klasifikasi alat tangkap termasuk kedalam jaring insang dasar (Nomura dan
Yamazaki 1975 diacu dalam Abidin
2000). Jaring rampus berbentuk 4 persegi panjang memiliki ukuran mata sama pada
seluruh badan jaring. Bagian atas jaring dipasang pelampung dan bagian bawah
dipasang pemberat dengan perimbangan dua gaya yang berlawanan antara pelampung
dan pemberat serta berat jaring itu sendiri, maka jaring akan terentang dalam
air (Ayodhyoa 1981 diacu dalam Abidin
2000). Bahan jaring polyamide (PA) monofilamen seperti halnya jaring insang
lain. PA monofilamen memiliki
kelenturan yang tinggi dibandingkan PA multifilamen
untuk ukuran yang sama (Nomura dan Yamazaki 1975 diacu dalam Abidin 2000).
Metode Pengoperasian Jaring Rampus
Dalam sutau rangkaian usaha penangkapan jaring
rampus terdapat lima kegiatan utama. kegiatan
yang dilakukan adalah kegiatan persiapan di darat, kegiatan melaut atau
navigasi menuju daerah penangkapan, penempatan jaring dalam kolom perairan atau
setting, perendaman jaring dan pengangkatan jaring insang
dan hasil tangkapannya. Dalam kegiatan persiapan di darat, hal-hal yang
dipersiapkan diantaranya perbaikan jaring, pengecekan kapal dan mesin kapal
serta persiapan perbekalan bahan bakar. Tahap kedua yaitu tahap navigasi atau
melaut, tahap ini dilakukan dengan mencari daerah penangkapan jarring rampus.
Penangkapan dengan jaring rampus baisanya meninggalkan pelabuhan asal pada pagi
hari sekitar pukul 03.00 WIB. Tahap ketiga yaitu setting dengan melakukan penebaran jaring di daerah penangkapan
ikan. Penebaran jaring diawali denga melepas pelampung tanda dan diikuti dengan
pelemparan pemberat yang dilakukan oleh 2-3 orang nelayan dengan kecepatan
perahu sekitar 0.5 knot. Lama waktu kegiatan ini adalah 0.5-1 jam. Setelah
jaring ditebar, bagian tali ris atas tetap terikat di perahu. Tahap keempat
adalah tahap drifting. Pada tahp ini
perahu dan alat tangkap akan hanyut mengikuti arus selama 2-3 jam dalam kondisi
mesin perahu dimatikan. Setelah ikan terjaring, barulah jaring diangkat. Tahap
terakhir yaitu kegiatan hauling atau
pengangkatan jaring. Metode pengangkatan jaring yang dilakukan nelayan tanpa
menggunakan alat bantu artinya diangkat dengan menggunakan tenaga manusia
sehingga waktu yang dibutuhkan pada tahap ini
adalah 1-2 jam. Pada saat hauling
mesin perahu dihidupkan kembali dan kapal berjalan dengan kecepatan 0.5 knot
sambil dilakukan pengangkatan badan jaring oleh 2-3 orang nelayan. Pada saat
badan jaring naik ke atas deck 1
orang nelayan melakukan pemisahan ikan. Lalu ikan tersebut disimpan di tempat
penyimpanan ikan (Agustono 2007).
Hasil Tangkapan Jaring Rampus
Direktorat Jenderal
perikanan (1994) diacu dalam Hizaz
(2011) menyatakan bahwa hasil tangkapan utama jaring rampus adalah jenis-jenis
ikan demersal dan selebihmya ikan-ikan pelagis kecil. Ikan demersal yang
dominan antara lain adalah tiga jawa (Johnius
spp.), gulamah (Pseudociana spp.),
kuwe (Caranx spp.), layang (Decaperus spp.), dan kuro (Polynemus spp.). adapun ikan pelagis
yang biasa tertangkap adalah selar bentong (Selaroides
crumenopthalmus), japuh (Sardinella
spp.), lemuru (Sardinella sirm) dan
tenggiri (Scomberomerous spp.).
Cara Tertangkapnya Ikan
Sparre dan Venema (1992) diacu dalam Abidin (2000) menjelaskan ada empat cara ikan
tertangkap, yaitu terjerat karena tutup insang tersangkut mata jaring atau mata
jaring mengelilingi ikan di belakang tutup insang (gilled), badan terjerat oleh mata jaring sejauh sirip punggung (wedged), terjerat pada bagian kepala
atau mata jaring mengelilingi ikan di belakang mata (snagged) dan ikan terbelit akibat bagian tubuh yang menonjol (gigi,
rahang, sirip) tanpa harus menerobos mata jaring (entangled). Secara umum tertangkapnya ikan karena tiga cara pertama
dipengaruhi oleh ukuran mata jaring dan cara tertangkap yang terakhir
dipengaruhi oleh hanging ratio
dibandingkan dengan yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar