Jumat, 25 September 2015

Mengenal Alat Tangkap Jaring Rampus (Bottom Gillnet)

Definisi Perikanan
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan (SNI 2008). Undang-undang No. 45 Tahun 2009 tentang perikanan mendeskripsikan bahwa perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan

Deskripsi Alat Tangkap Jaring Gillnet
Gillnet ialah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Dengan kata lain, jumlah mesh depth lebih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mesh size pada arah panjang jaring (Ayodhyoa 1981 diacu dalam Sudirman dan Mallawa 2004). 
Martasuganda (2004) diacu dalam Ghandi (2010) mendeskripsikan gillnet merupakan salah satu jenis alat penangkap ikan dari bahan jaring monofilamen atau multifilamen yang dibentuk menjadi empat persegi panjang, kemudian pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan pada bagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat (sinkers) sehingga dengan adanya gaya yang berlawanan memungkinkan jaring insang dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak menghadang biota perairan.   
Gillnet atau sering disebut juga dengan jaring insang adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah untuk menghadang ikan sehingga ikan tertangkap dengan cara terjerat dan atau terpuntal dioperasikan di permukaan, pertengahan dan dasar secara menetap, hanyut dan melingkar dengan tujuan menangkap ikan pelagis dan demersal (SNI 2008).

Jenis-jenis jaring insang berdasarkan cara pengoperasiannya terdiri dari jaring insang tetap, jaring insang hanyut, jaring insang lingkar, jaring insang berpancang, jaring insang tiga lapis dan jaring kombinasi (SNI 2008b).
1.      Jaring insang tetap (set gill net) yaitu jaring insang yang dilengkapi jangkar, di operasikan secara menetap di suatu perairan.
2.      Jaring insang hanyut (drift gill net) merupakan jaring insang yang memiliki daya apung lebih besar dari daya tenggelamnya yang dioperasikan dengan cara dihanyutkan di suatu perairan.
3.      Jaring insang lingkar (encircling gill net) cara pengoperasiannya melingkari gerombolan ikan dengan atau tanpa bantuan kejutan.
4.      Jaring insang berpancang (stationary gill net) adalah jaring insang yang pengoperasiannya diikatkan pada pancang-pancang yang di tanam di dasar perairan.
5.      Jaring insang tiga lapis (trammel net) yaitu jaring insang yang terdiri dari satu lapis jaring sebelah dalam bermata jaring lebih kecil dan dua lapis jaring luar bermata jaring lebih besar.
6.      Jaring insang kombinasi (combine gill net) yaitu jaring insang yang terdiri dari kombinasi bahan, ukuran mata jaring dan jumlah lapis jaring.

Deskripsi Alat Tangkap Jaring Rampus

Jaring rampus adalah jaring insang (gillnet) yang dioperasikan di dasar perairan (Ayodhyoa 1981 diacu dalam Abidin 2000). Jaring rampus yang dioperasikan di dasar perairan dalam klasifikasi alat tangkap termasuk kedalam jaring insang dasar (Nomura dan Yamazaki 1975 diacu dalam Abidin 2000). Jaring rampus berbentuk 4 persegi panjang memiliki ukuran mata sama pada seluruh badan jaring. Bagian atas jaring dipasang pelampung dan bagian bawah dipasang pemberat dengan perimbangan dua gaya yang berlawanan antara pelampung dan pemberat serta berat jaring itu sendiri, maka jaring akan terentang dalam air (Ayodhyoa 1981 diacu dalam Abidin 2000). Bahan jaring polyamide (PA) monofilamen seperti halnya jaring insang lain. PA monofilamen memiliki kelenturan yang tinggi dibandingkan PA multifilamen untuk ukuran yang sama (Nomura dan Yamazaki 1975 diacu dalam Abidin 2000).


Metode Pengoperasian Jaring Rampus
Dalam sutau rangkaian usaha penangkapan jaring rampus terdapat lima kegiatan  utama. kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan persiapan di darat, kegiatan melaut atau navigasi menuju daerah penangkapan, penempatan jaring dalam kolom perairan atau setting, perendaman jaring dan pengangkatan jaring insang dan hasil tangkapannya. Dalam kegiatan persiapan di darat, hal-hal yang dipersiapkan diantaranya perbaikan jaring, pengecekan kapal dan mesin kapal serta persiapan perbekalan bahan bakar. Tahap kedua yaitu tahap navigasi atau melaut, tahap ini dilakukan dengan mencari daerah penangkapan jarring rampus. Penangkapan dengan jaring rampus baisanya meninggalkan pelabuhan asal pada pagi hari sekitar pukul 03.00 WIB. Tahap ketiga yaitu setting dengan melakukan penebaran jaring di daerah penangkapan ikan. Penebaran jaring diawali denga melepas pelampung tanda dan diikuti dengan pelemparan pemberat yang dilakukan oleh 2-3 orang nelayan dengan kecepatan perahu sekitar 0.5 knot. Lama waktu kegiatan ini adalah 0.5-1 jam. Setelah jaring ditebar, bagian tali ris atas tetap terikat di perahu. Tahap keempat adalah tahap drifting. Pada tahp ini perahu dan alat tangkap akan hanyut mengikuti arus selama 2-3 jam dalam kondisi mesin perahu dimatikan. Setelah ikan terjaring, barulah jaring diangkat. Tahap terakhir yaitu kegiatan hauling atau pengangkatan jaring. Metode pengangkatan jaring yang dilakukan nelayan tanpa menggunakan alat bantu artinya diangkat dengan menggunakan tenaga manusia sehingga waktu yang dibutuhkan pada tahap ini  adalah 1-2 jam. Pada saat hauling mesin perahu dihidupkan kembali dan kapal berjalan dengan kecepatan 0.5 knot sambil dilakukan pengangkatan badan jaring oleh 2-3 orang nelayan. Pada saat badan jaring naik ke atas deck 1 orang nelayan melakukan pemisahan ikan. Lalu ikan tersebut disimpan di tempat penyimpanan ikan (Agustono 2007). 
      
Hasil Tangkapan Jaring Rampus
Direktorat Jenderal perikanan (1994) diacu dalam Hizaz (2011) menyatakan bahwa hasil tangkapan utama jaring rampus adalah jenis-jenis ikan demersal dan selebihmya ikan-ikan pelagis kecil. Ikan demersal yang dominan antara lain adalah tiga jawa (Johnius spp.), gulamah (Pseudociana spp.), kuwe (Caranx spp.), layang (Decaperus spp.), dan kuro (Polynemus spp.). adapun ikan pelagis yang biasa tertangkap adalah selar bentong (Selaroides crumenopthalmus), japuh (Sardinella spp.), lemuru (Sardinella sirm) dan tenggiri (Scomberomerous spp.).   

Cara Tertangkapnya Ikan
Sparre dan Venema (1992) diacu dalam Abidin (2000) menjelaskan ada empat cara ikan tertangkap, yaitu terjerat karena tutup insang tersangkut mata jaring atau mata jaring mengelilingi ikan di belakang tutup insang (gilled), badan terjerat oleh mata jaring sejauh sirip punggung (wedged), terjerat pada bagian kepala atau mata jaring mengelilingi ikan di belakang mata (snagged) dan ikan terbelit akibat bagian tubuh yang menonjol (gigi, rahang, sirip) tanpa harus menerobos mata jaring (entangled). Secara umum tertangkapnya ikan karena tiga cara pertama dipengaruhi oleh ukuran mata jaring dan cara tertangkap yang terakhir dipengaruhi oleh hanging ratio dibandingkan dengan yang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar